Rabu, 13 April 2011

JK dan Raja Bone Arung Palakka Sang Jagoan Batavia (3)

OPINI | 28 April 2009 | 06:52 1601 18 1 dari 1 Kompasianer menilai Aktual

Setelah saya memposting dua tulisan tentang JK dan Raja Bone Arung Palakka, ternyata beberapa teman mengetahui bahwa kisah Aru Palakka di mana Jusuf Kalla dilahirkan di Desa Tanah Palakka pada tahun 1942, Aru Palakka sendiri lahir 15 September 1634, hanya terjadi di Sulawesi sehingga saya perlu memposting kisah perjuangan Aru Palakka di Pulau Jawa. Kisah ini sempat menjadi kontroversi, namun akhirnya dapat dipahami bahwa kebenaran sejarah sangat dipengaruhi sesuai kondisi jamannya (asbabun nuzul) dan tidak bisa dibandingkan dengan masa yang berbeda. Ada hikmah dibalik semua itu.

Arung Palakka

Menilai Pelajaran Sejarah dari Peristiwa Arung Palakka

top_r2_c121.gif

BUTON – Mungkin tak banyak yang tahu kalau Pulau Buton (kadang disebut Butung), pernah menjadi tempat pelarian Arung Palakka dari kejaran pasukan Sultan Hasanudin. Pelajaran sejarah yang pernah singgah tatkala kecil dulu paling hanya menjabarkan kalau si pangeran berambut panjang ini hanyalah seorang pengkhianat.
Ia berlari mencari bantuan VOC dan melawan pahlawan Indonesia. Tapi apakah kita tahu bahwa ternyata buat sebagian orang—khususnya orang Bone dan Buton—Arung Palaka bukanlah sosok jahat, yang seperti didiskreditkan sekarang ini.
Alkisah, sekitar tahun 1660, Bone dan Gowa bertikai. Arung Palakka sebagai salah seorang pemimpin Bone tidak bisa menerima perlakuan para bangsawan Gowa yang menindas rakyatnya. Perlakuan kerja paksa untuk membangun benteng di perkubuan daerah Makassar jelas membuat rasa siri (harga diri)-nya tercabik-cabik, apalagi setelah para bangsawan Bone juga dipaksa ikut kerja paksa tersebut.
Akhirnya bersama Tobala, pemimpin Bone yang ditunjuk oleh Gowa, mereka melakukan perlawanan dengan melarikan orang-orang Bugis dari kerja paksa tersebut. Sebenarnya para prajurit Gowa hanya mencari Tobala karena dianggap tidak mampu mengawasi budak dari Bone tersebut.
Namun Arung Palakka yang merasa tidak memiliki tempat lagi di bumi yang disebut Belanda Celebes memutuskan pergi saja untuk mencari orang yang dapat menolong mengembalikan siri mereka. Dan sebelum ia pergi ke Pulau Jawa, terlebih dahulu ia berlari ke Buton untuk mencari perlindungan Raja Buton X yang waktu itu bernama La Sombata atau lebih dikenal bergelar Sultan Aidul Rahiem.
Pada saat pasukan Gowa mencari Arung Palakka hingga ke Buton. Sultan Buton bersumpah bahwa mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas pulau mereka.
”Apabila kami berbohong, kami rela pulau ini ditutupi oleh air,” ucap Sultan Buton yang diucapkan kembali oleh salah seorang penerusnya. Ternyata sumpah tersebut dianggap sah karena pada kenyataannya Pulau Buton memang tidak pernah tenggelam hingga saat ini. Lalu di mana letak kebenaran sejarah yang menyatakan bahwa benar lokasi yang sekarang dijadikan sebagai salah satu objek wisata sejarah disana, merupakan tempat Arung Palakka bersembunyi?

Ceruk
Sistem batuan di daerah Buton bisa jadi merupakan salah satu alasan yang jelas mengenai hal ini. Daerah batuan berkarang dengan ceruk-ceruk kecil di sepanjang bukitnya, sangat menggambarkan kebenaran sejarah tersebut.
Pernyataan Sultan Buton pada saat menyembunyikan Arung Palakka dianggap benar. Mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas dataran tanah mereka. Namun di antara ceruk-ceruk tersebut. Yang menurut pendapat orang Buton bukanlah sebuah dataran, melainkan goa, yang berada di dalam tanah. Kepintaran bersilat lidah Sultan Buton inilah yang akhirnya menyelamatkan Arung Palakka dari pengejaran pasukan Gowa.
Hal ini juga dibenarkan oleh pemuka adat setempat yang bernama La Ode Hafi’i. Ia menjelaskan bahwa antara kesultanan Buton dan Bone sejak dahulu memang telah terikat dalam perjanjian sebagai saudara. ”Bone raja di darat, Buton raja di laut,” ucapnya memberitahu isi ikatan tersebut pada saya, akhir bulan lalu.
Hal itu juga yang mendasari mengapa Sultan Buton memutuskan menolong Arung Palakka dan turut membiayai Arung Palakka bersama 400 lebih pengikutnya menuju Batavia.
Ceruk bersejarah tersebut kini berada di sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Bau-Bau. Tak sulit mencarinya karena berada tak jauh dari benteng Wolio, yang terletak di daerah paling tinggi di Pulau Buton.
Menuju ke ceruk tersebut juga tidak sulit. Hanya daerahnya yang agak terjal membuat kita harus agak berhati-hati melewatinya.
Saat saya akhirnya tiba di goa tersebut. Hilang semua pemikiran saya mengenai gambar sebuah goa pada umumnya di Jawa. Tempat persembunyian Arung Palakka tersebut lebih pantas bila dikatakan ceruk dengan air yang terus menetes-netes dari atapnya.
Kemudian ada sedikit daerah yang kini diberi plesteran semen, yang disinyalir sebagai tempat Arung Palakka duduk bersembunyi. Tak bisa kita berdiri tegak di sini, agak bungkuk untuk menghindari bagian tajam yang menghiasi atas ceruk. Namun dapat dipastikan, banyaknya air yang terus menetes dari atas ceruk yang bisa membuat Aru Palakka bisa bertahan lama di sana.

Rumah Adat
Hal keberadaan singgahnya Aru Palakka kemudian dikuatkan juga oleh pernyataan ahli waris kesultanan Buton. Keluarga istana yang rumah tinggalnya kini dijadikan rumah adat. Yang bisa didatangi siapa saja untuk menjelaskan keberadaan rakyat Buton, juga tidak menyangkal hal tersebut. Di rumah adat berkamar enam dan berlantai dua itu, juga terpampang foto dan patung Arung Palakka. Ini menandakan memang benar keberpihakan kesultanan Buton pada Arung Palakka. Bahkan mereka tidak merasa itu sebuah kesalahan, karena memang perjanjian adat yang ada sudah mengikat mereka dengan Bone.
Terlepas dari benar tidaknya sejarah tersebut. Satu yang harus dicatat, adalah mengenai tingginya perhatian masyarakat Buton terhadap masa lalunya. Bahkan dengan Arung Palakka yang relatif orang luar Buton (dan dianggap pengkhianat pada masa Orde Baru), mereka tetap mengenang keberadaannya di sana.
Lalu timbul pertanyaan, masih tersisakah rasa penghormatan itu pada diri manusia Indonesia pada umumnya kini? Pahlawan sendiri kadang kita lupakan juga.
(str-sulung prasetyo)



PANDANGLAH SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN 2 mata bukan 4 mata ,1 hati dan pikirkanlah dengan akal...............bukan 1 mata seperti Dajjal karena Allah itu tdk picek,sang penakluk Khurasan Adalah siapakah dia yang membunuh dajjal,imam mahdi dan nabi isa yang membunuh Dajjal,yang keluar dari sarangya,dari gua,penghuni gua.........hidup ibarat 2 sisi mata uang yang berbeda......,kelebihan tidak akan sempurna tanpa ada kekurangan....kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.......surat alkahfi,sang penghianat kah dia atau pahlawankah dia..sang pemborantak kah dia,Raja besar yang pernah Ada...bajak laut yang pernah ada yang membebaskan,perompakah dia atau perampokah dia...nabi isa vs Yajuj dan Majuj............... nabi khidir nabi Musa,membocorkan perahu demi keselamatan bangsanya....imam mahdi dajjal.....
setan atau malaikatkah dia...........sinonim vs Antonim.........homofon vs homograf..............Allahu Akbar Bismillah.....




BUKAN JEMBATAN, TAPI PINCARA

•Januari 10, 2009 • 4 Komentar
pincara di sungai cenrana

pincara di sungai cenrana

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang dialiri sungai-sungai besar dan pada umumnya bermuara di Teluk Bone. Jika kita ingin menjangkau wilayah-wilayah pelosoknya, dalam perjalanan sudah pasti akan melintasi beberapa sungai besar, salah satunya adalah Sungai Cenrana. Sungai yang mirip Sungai Amazon ini berada di wilyah utara Kabupaten Bone, memotong wilayah Kecamatan Cenrana dan Ajang Ale Continue reading ‘BUKAN JEMBATAN, TAPI PINCARA’


Arung Palakka and Wiiliam Wallace

•Juni 23, 2008 • 41 Komentar

Pernah nonton film dengan tokoh william wallace yang diperankan oleh ……….. (aku lupa siapa pemerannya, kalau ga salah mel gibson)? tokoh perlawanan skotlandia terhadap kekuasaan kerajaan inggris yang ajalnya berakhir di tiang gantungan. konon tokoh ini memiliki tinggi badan 210cm dengan kemampuan membunuh prajurit inggris 10 orang dalam sekali tebasan pedangnya, terakhir ini konon mitos. tapi tokoh aru palakka bukanlah sebuah mitos, tinggi badannnya yang 210cm bukanlah sekadar rekaan. Continue reading ‘Arung Palakka and Wiiliam Wallace’

Arung Palakka, Sang Jagoan Batavia

•April 5, 2008 • 94 Komentar

Arung Palakka

JAUH sebelum menaklukan Sultan Hasanuddin di Selat Buton, Arung Palakka adalah seorang jagoan tanpa tanding yang ditakuti di seantero Batavia. Lelaki gagah berambut panjang dan matanya menyala-nyala ini memiliki nama yang menggetarkan seluruh jagoan dan pendekar di Batavia. Keperkasaan seakan dititahkan untuk selalu bersemayam bersamanya. Pria Bugis dengan badik yang sanggup memburai usus ini sudah malang melintang di Batavia sejak tahun 1660, ketika ia bersama pengikutnya melarikan diri dari cengkeraman Makassar. Continue reading ‘Arung Palakka, Sang Jagoan Batavia’

Labuni Essoe

•Juli 24, 2007 • 9 Komentar

Labuni essoe turunni uddanie
Wettunnani massenge’ ri tau mabelae
Mabelani laona tengnginana taddewe’
Tekkarebanna pole, teppasenna pole

Waseng magi muonro ri dolangeng
Temmulettutona temmurewetona Continue reading ‘Labuni Essoe’

Sejarah Tanah Bone

•April 23, 2007 • 113 Komentar

tanah_bangkalae.jpg

Tanah Bangkala’E

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang dalam catatan sejarah didirikan oleh ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17 (A. Sultan Kasim,2002). Kebesaran kerajaan Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah yang memadai bagi masyarakat Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-perubahan sosial, perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam menghadapi kecenderungan yang bersifat global. Continue reading ‘Sejarah Tanah Bone’

keberanian Arung Palakka

•Februari 9, 2007 • 74 Komentar

top_r2_c121thumbnail.gif

Di dalam sejarah tanah air khususnya dan sejarah dunia umumnyaketiga ungkapan yang disebut dalam judul di atas sering muncul.Ambillah misalnya sebagai contoh I Manindori, yang oleh Belanda dalamGeschidenis der Nederlands Indie disebutkan bahwa Troenodjojo werdgesteund door de uitgedreven Macassarsche zee rovers, Trunojoyo dibantuoleh bajak laut Makassar yang terdesak keluar dari sarangnya. Nahsiapakah itu yang dimaksud oleh Belanda dengan Macassarsche zee roversitu? Continue reading ‘keberanian Arung Palakka’